Minggu, 31 Oktober 2010

Puisi Kau Datang

Kau Datang, Tuan

kau datang, tuan sementara kau membiarkan aku di jalanan hanya seucap sinismu mengepul dari cerutumu itu

kau datang, tuan sambil memicingkan mata kau berikan aku sesuap nasi basi di hadapan padahal kau mampu memberiku dengan pecel kesukaan tuan

selepas adzan mungkin tuan melihatku dengan kesungguhan ya, di langit aku dikekalkan oleh tuhan. bukan tuan yang selalu mencampakkan

jangan kau bilang aku pernah lupa tuan tidak tuan, aku tak melupakan

sebab di surga aku melihat tuan sedang menggapai jalan menuju ke haribaan dan neraka tempat naungan tuan,

tuhan maha sayang tuan maha malang

Malang, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Kau Datang

Puisi Kandang Hatimu

Kandang Hatimu

kandang hatimu: harimau meletakkan kakiknya ke bangku, menjadi seseorang paling perkasa, membuka tabir tabir luka, gigi sebesar jemari merekah dan meruncing sekali. seperti celurit bermata. dan kau membisik padanya, merajuk pada tubuh angkuh, menyegerakan membabat belulang sedihku. rapuh, merapuh ke segala riuh. angin mengekal dan mengenggam pada perih, pada lirih, pada ringkih

yang kurasakan dalam gembala dan bermain dalam sirkus, di harimau yang berulang menjelma malam mengisyarat ingin melahap, mengungkap ingin merayap ke gemuruh dadaku yang tak siap

kadang hatimu: bagaimana kalau aku buat kandang baru? berisikan rembulan, kelinci bergigi puisi, dan gajah afrika hingga membuatku tak ingat pada harimau

yang terlukis di dadamu, mata harimau mata cintamu sebab itu aku cemburu.

Malang, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Kandang Hatimu

Puisi Dua bola Mata Perempuan

Dua Bola Mata Perempuan Tionghoa

perempuan Tionghoa dua bola matanya seperti bulan sabit seolah olah aku menjadi burung pipit mengerling dan menyunting malam malam menepis daun daun layu menadah rindu rindu di reranting pohon randu

aku menghapus mimpi mimpi burukku begitu dua bola matanya mengecup pada tidurku pada senandung bayangku dan aku melayari dua bola mata itu tiap waktu tiap aku mau meladang pada Tuhanku

Malang, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Dua bola Mata Perempuan

Sabtu, 30 Oktober 2010

Puisi Ruang Tunggu

RUANG TUNGGU

/1/
Duduklah sebentar,
sekedar menikmati suhu rendah dari kotak pendingin , atau
saksikan juga suguhan berita yang tak
pernah jemu berkisah tentang air mata.
Ah, usahlah gelisah
sebentar lagi takdir akan memberi penjelasan
untuk tanya yang menggantung lancang di wajahmu.

/2/
Tengok saja ruang yang tak pernah berhenti menunggu
berbagai rupa tersaji bermakna bosan
segiris duka, air mata, mungkin juga rindu yang tak sempat di jenguk
tersembunyi, lebih memilih mendengkur dalam sunyi ketimbang
merangkai kata yang mungkin layak untuk diperdengarkan bila
perjumpaan menjumpainya. Kelak.

Tebing Tinggi, 15 Agustus 2009

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Ruang Tunggu

Puisi Ode Buat Cinta

ODE BUAT CINTA

“Siapa yang mengambil hatiku,” tanyaku. panik
melihat piring ceper di atas meja. kosong
bahkan remah-remahnya tak bersisa
aku celingak-celinguk mencari
tapi tak ada siapapun, kecuali
senyumnya yang tergantung apik
: di tiap jengkal angan

Katalase Kata
Medan, 14 Februari 2009

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Ode Buat Cinta

Puisi Sepakat

SEPAKAT

Ok, malam ini kita buat perjanjian
aku serahkan hatiku padamu. cuma-cuma
asal kau mau menjaganya di hatimu.
Setuju?

Katalase:
Medan, 18 februari 2009

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Sepakat

Puisi Tersesat

(TER)SESAT

(1):

Searah, kah?
Searah, kan?
Searah?
Arah? Arah? Arah?

(tapi ada banyak arah)

arah mana?
mana arah?

tiba-tiba saja:
Tanpa arah

(2)
Sesungguhnya kau sudah punya peta
tapi acapkali kau membuat kesepakatan dengan kemungkinan, lalu
semua pun tanpa arah.

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Tersesat

Puisi Surat Kabar

SURAT KABAR

Pagi tadi,
seorang gelandangan terpaksa digelandang ke tahanan
karena lancang berkata:
-aku ingin memiliki wajah seperti tuan-
saat prosesi serah terima jabatan di alun-alun kota

Katalase kata,
Tebing Tinggi, 7 September 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Surat Kabar

Puisi Kasih Dari Chily 2

kasih dari chily 2

pinera tidak mengenal panca sila
baru tujuh bulan dikursinya
merebut kembali nyawa-nyawa warganya dari teror alam
pinera cermin dunia
tidak mengirim teror bom lpj kedapur warganya
pinera anugerah ALLAH untuk negerinya
terberkatilah chily

me salutudo para los pueblos de
chile que tengan el presidente
que no hablan mucho, pero trabajar
mucho

bsd 17-10-2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Kasih Dari Chily 2

Puisi Kasih Dari Chili

kasih dari chily 1

aku membaca koran pagi
sebelum ngopi
kutemui tentang chily
segera aku abaikan; agama
keyakinan dan bangsa
yang selama ini mengamari hati
siapapun chily
aku memuji
ia merebut sejumlah hidup dari maut
merobohkan watas watas ideologi
tolong TUHAN
tularkan
cahaya kasih kemanusiaan chily
pada republik ini

selepas membaca tentang penambang chile
16-10-2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Kasih Dari Chili

Puisi 93.00 WIB

93.00 WIB

aku wiridkan namamu sejak tahun ketujuh
tahun kesepuluh kau datang
menyerah pada rinduku yang dalam

aku bahagia bersamamu meski hari malam
dan kau begitu terang dalam kelam

Jakarta, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi 93.00 WIB

Puisi Robhita

ROBITHA I

tiap kubuka pintu airmata jatuh
aku hancur berkeping dan terasing
menjadi sangat sendiri

di rumah ini
tiada lagi menantiku kembali
dari segala pergi

tiap kubuka pintu airmata jatuh
juga jantungku!

jakarta, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Robhita

Puisi Haikal Hujan

HAIKAL HUJAN

1/
hujan turun deras
wajahmu bertunas
tubuhku dingin beku

ke kamar mencari
hanya sepi
aku lupa
kita sudah lama terpisah



2/
apa kabarmu?

aku memanjat doa puncak
bumi rata dalam derap kilat
: sepulang aku nanti
musim tak berganti
hujan tetap turun kita mandi
bercerita dalam gigil
misteri kota rantau
manusia tanpa sengaja
menghabiskan usia di jalan

aku pun tiba menjadi tua

4/
aku rindu selalu pada pulang
; gunung, sungai dan sawah hijau
pada tubuhmu
aku menanam padi dan semangka
sekaligus istirah

7/
hujan masih terus deras
petir menyambar-nyambar
mataku terpejam
; kenapa tiap hujan
ingatanku padamu berujung runcing
tajam menikam-nikam

aku panas dalam dingin
dan luka

Jakarta, 2008/2009

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Haikal Hujan

Puisi Episode

EPISODE

aku kembali padamu
seperti kemarin menemukan dunia lain
setelah aku pergi sejauh mungkin
kau tetap mendekat dan berharap

hidup hanya drama
meninggalkan atau ditinggalkan
sementara aku tak pernah takut
kecuali oleh engkau
; katamu

beri aku peluk dan cium
bersamamu aku mengerti airmata

madura, 2008/2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Episode

Puisi DIVINE MADNESS

DIVINE MADNESS

aku gila setelah melihatmu
engkau lebur-larut bersenyawa
ruang-waktu, peristiwa bahkan bencana
menyeret ingatanku

aku tersesat
beri aku sebentuk lupa sesaat
meski harus ingat berabad

lupa sebentar bagiku
nikmat terbesar
kegilaan bersumber dari ingatan

atau biar aku selalu lupa dan lupa
agar aku tahu lezatnya ingat kepadamu

Pacenan, 2007

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi DIVINE MADNESS

Puisi K3. 17-D

K3. 17-D

dalam gerbong
aku bersamamu
perbaiki letak duduk hatimu

seperti nasibmu
perjalanan tak sebentar
dan datar
tak ada ramal
sampai selamat atau terlambat

perjalanan menawarimu hidup
bila kau kantuk dan suntuk
bau pejantan dan betina
tidurlah
aku menjaga mimpimu
sampai kota beruang
negeri matahari tenggelam

jakarta, 2008/2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi K3. 17-D

Selasa, 26 Oktober 2010

Puisi Suluk Laut 1

SULUK LAUT I

tiga perempat dari bumi ini laut
kau menjelma sama dalam diriku

matahari-bulan bergantian
berenang
diantara lekuk ombak
dan degup gelombang

sekawanan bidadari
dan malaikat
mengepakkan sayap di pasir
menulis ayat karang dengan tanda



engkau laut
pasang-surut
bergantung pada kataku

Madura / 2006/2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Suluk Laut 1

Puisi Halaqah Sepi

HALAQAH SEPI

sepi kental di pelupuk
angin bertiup sayup
serupa jemarimu mengelus
halus dan lembut

huruf luruh dari lauhul mahfudz
mewujud hidup
detik pada jam
detak pada jantung
denyut pada nadi
dan aku padamu

segala pergi dan pergi
tinggal mimpi, puisi
bau tubuh, geletak buku
dan hati terus menggigil
memanggil



antara dendang kelam dan nyayian
engkau datang
geriap bulu roma seperti alif
tegak berdiri menyambut
menyebut doa dan puji

bersamamu
aku ingin lebih panjang
dari yang digariskan

Pacenan, 2007

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Halaqah Sepi

Senin, 25 Oktober 2010

Puisi Malaikat

MALAIKAT PENGANTAR ARAK

sudah kau temu rahasia jarak
sampai kau lupa makna arak?

kita bersulang malam-malam
dan main kartu

saat itu kita tahu
wajah kita sendiri
dari tegukan ke tegukan

sisa di bibir dan menetes
jadi malaikat pengantar fajar
kepada pagi yang ditiduri

kau selingkuh dengan jarak
menutup pintu harap dan ratap
aku, kartu malam dan arak
menunggu.



mari kita bersulang
dan nyalakan lagi
api di bawah jembatan itu
hangatkan ruh

biarkan asapnya jadi coretan
di tembok
kita cebur ke kali semalaman
sampai salam terucap
mengankat kita jadi malaikat
pengantar arak ke tingkat-tingkat

jakarta, 2008/2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Malaikat

Puisi Alastu

ALASTU

aku bukan ibrahim
kembara tak sampai musim
tapi di matamu tuhan
sudah aku temukan
hanya aku terlempar
serupa adam sebab buah terlarang
pada angin bersandar
menunggumu dan bisikan
tanggal seluruh pakai
kucium bumi basah
dan langit
; kau di mana?
di hatimu aku manusia pertama
rimbun ribuan pohon
memantulkan suara itu
kembali ke kudukku
bergetarlah aku
kuseret sepi berlari
di tempat yang tak tepi
ada wangi

; apa surga bocor
atau aromamu ini?
udara diam
kuhirup dalam
hempas keluar menjalar
mencarimu
di mana kita akan bertemu?
Bandung, 2006

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Alastu

Minggu, 24 Oktober 2010

Puisi Lelaki yang Terus Perjaka

LELAKI YANG TERUS PERJAKA KARENA PUISI

padamu aku selalu mengirim surat
kau tak pernah membalas

aku bertemu denganmu
pertama kali di sebuah pantai
kita bagai angin dan riak
akrab mencipta ombak

tubuhmu kurus rambut panjang
wajah lebih muda dari usia
; aku lelaki yang terus perjaka karena puisi
ucapmu

aku tersenyum diam
gelombang berdeburan
membawa kabar pada karang



sejak itu kita tak pernah lagi bertemu
aku pun terus mengirim surat
meski tak berbalas

2006/2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Lelaki yang Terus Perjaka

Puisi Proposal Penyair

PROPOSAL PENYAIR

sebagai penyair
aku menyihir
luka
menjadi kata

pergi dari lembah ke lembar
dengan sembah dan sabar
antara makna terdampar

beri sajak-sajakku ruh
agar hidup mewaktu
melampaui zaman seperti batu

sebagai penyair
aku menyihir
kata
menjadi sabda

jakarta, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Proposal Penyair

Puisi Pilu

Pilu

Kawan !
Telah luluh lantak badan
tak lagi terlunta-lunta seperti lalu
hebat puncaknya menggila sedu-sedan
meratap siang malam sampai rasan

Inilah tanggungan hati
dulu jauh menanggung rindu
sekarang dekat mengandung pilu
sehingga insaf badan, meracau tiada henti



Adzab apa ini,
sehingga harus berhujan berkepanjangan
tiada di rasa lagi musim silih berganti
malah semakin payah menahan perasaian

seperti kali ini aku bercerita

ramai di sunyi
kononlah kok lengang !

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Pilu

Puisi Gerimis

Gerimis

"Sudah dua malam bertandang,
ke hati bimbang, bagaimanalah nak sayang,
jika selalu sakit di bawa pulang. "

Tepat pukul sembilan
langit kembali gerimis
cipta sayatan demi sayatan
di jantung ini mengiris

bukan soal duka
apalagi luka nganga
sudah dua waktu aku gagal
melukis utuh wajahmu di langit terjal

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Gerimis

Sajak-Sajak yang Tersangkut di Nebula

sejak sajak tersangkut di nebula
: Olan Sanseviera

Apalah pangkal dari gagal hati, untuk mengeja bait demi bait yang di bisikkan oleh muasal alam sebelum cahaya bernama kheos, patah semakin berderak retak lidah ini seperti di cambuk oleh lintar zeus yang sempat hilang beberapa bayang silam, dan itulah ragu serupa arphodite yang mengigil di undakan altar kehilangan sayap untuk mengepak cinta, terbang ke sebalik cosmos, tempat panah-panah amor tersesat dalam rengkuhan nebula. Ah, inilah pangkal gagal untuk mengeja, bagaimana bisa membaca sedangkan busurnya tak bertemu anak panah, sajakku tersangkut di nebula !

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Sajak-Sajak yang Tersangkut di Nebula

Puisi Memoar

Memoar
Nu...
Sepagi ini kau menggigil, lengan mendekap dada, harap ada pemantik api yang tiba-tiba berpijar dari sela-sela jemari, bukan lamunan kosong bila matanya mulai menjenuh dalam angan-angan, berbalik sambil menutupkan kembali jendela, sebelum hujan memanggil.
Api-api sebelum harap, telah di suluh jauh di waktu malam, lalu kenapa gigil telah mematikan ingatan, sehingga angan menjadi hiasan permulaan langkah.
Sebaiknya, mencari penyumpal mulut sebagai penganjal perut sedari kemarin petang tak di suapsuap, agar doa tak lari ingatan, seperti gigil membawamu lari ke dalam angan
Hei !

Ada pisau di ujung meja, terbersit akal untuk memenggal temali angan yang sudah berpilin jalin di otak.
tak jadi makan
pisau saja
saat pagi berbunga
akan musim seribu angan

Pisau saja !

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Memoar

Puisi Mengeja cinta

Mengeja cinta

sebalik malam aku menembang
nyanyian cinta di batas gerbang
walau berlapis hijab menghadang
gebu api semakin menyala terang

dengan jemari-jemari luka
aku petikan dawaidawai hiba
bersimpuh di atas permadani alam
tiada henti melafadz : Ya Qoyum


Ya Qoyum, Ya Qoyum, Ya Qoyum
bergumam bibir bergerak tiada henti
mematikan diri sebelum mati
sambil menyeruling pada Ilahi

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Mengeja cinta

Sabtu, 23 Oktober 2010

Puisi Imaji

Imaji

Pada jalanan berdebu menuju satu alamat di secarik kertas, lusuh kumal ronanya seperti jaket yang memeluk tubuh seorang pemuda, dengan wajah keruh serta mata nan sayu
"aku, harus sampai, harus cepat, sebelum pesta di mulai "
"hei sabarlah sedikit tuan, sudah sesak aku sedari tadi kau pacu "
Tiba-tiba ada suara mengagetkan dirinya, menghentikan racaunya yang galau sambil berjalan.

lihat sekitar
namun hanya menemu belukar
lantas siapa itu
menyeru aku
siapa, siapa, siapa ?


senyap, merayap tanya
namun tak jua berjawab, walau sekedar tanda
untuk mengetahui siapa berkata
siapa, siapa, siapa ?

Jawab tak kunjung tertuai, sehingga dia makin percepat langkahnya, setengah berlari, lalu tiba-tiba terbang, mengangkasa, mengitari birunya lazuardi, namun dia rasa sakit teramat sangat, merejam setiap lekuk tubuhnya.

"ah, aku seperti di kuliti, dari tempat pembantaian, aduh, duh, sakit "
Dia berteriak menjerit, sehingga awan-awan bubar, lalu langit bergetar, bergemuruh lantas menyambung gertak ke suara memekak pemuda itu dengan halilintar, sehingga derai matanya serta mata langit bersatu dalam hujan.

bumi basah
oleh tangisan langit
sementara, orang-orang berkumpul
melihat jasad kaku tergeletak setelah tertabrak
sepeda motor, yang tiba-tiba kehilangan arah
serta keseimbangan, brak, rak, rak, rak
berderak satu dengan tulang rusuk
pemuda lusuh, berjaket kumal
dengan secarik kertas
masih tergengam
di jemari
lemah
nya

" hei, tuan akhirnya kau dapat melihatku "
tiba-tiba suara itu hadir lagi, tapi kali ini dia dapat melihat dengan amat jelas dalam pangkuanya.

Dia telah mati !

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Imaji

Puisi Menelisik

Menilisik

bila hawa dari tulang rusuk
maka lelaki dari apa ?

bila hawa buat mabuk
maka lelaki buat apa ?

bila hawa hatinya retak
maka lelaki hatinya apa ?

sebelum tanyatanya terkoyak
sulaman tanda baca terbayak


Tuhan sudah mencipta alam
urailah dia sekehendak ingin

maka aku urai puisi !

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Menelisik

Puisi Andai Bunga

Andai Bunga dan Kumbang di dada kananku, itulah engkau

Andai bunga dan kumbang di dada kananku, itulah engkau
anak panah yang dikirimkan Allah , melesat hebat
anak panah Allah buat ku
jelajahi “nanggroe” abu-abu di belahan bumi yang lain

engkau lah itu
yang menjadi pustaka berjalan dalam setiap bincang
dahsyat menjelang matahari
bercerita tentang cita-cita dan harapan
kita ceritakan keringat yang sudah kita jual
demi bahagia dan tanah ibu kita


engkaulah duhai,
yang membelalakan mataku, bahwa ini tanah yang lain
jiwa yang lain
gubuk yang lain

kisah samudra luas dari seberang
kalimat pamungkas dan menggetarkan

engkaulah itu
yang mengetuk pintu pagiku, setiap hari
engkaulah

: mentari tak akan berubah warna, meski jaraknya jauh

andai bunga dan kumbang di dada kananku
mereka akan berbisik
duhai,
kita sama
hanya
terlahir dari rahim yang berbeda

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Andai Bunga

Jumat, 22 Oktober 2010

Puisi Sajak Untuk Caesar

Sajak ini untuk Caesar
: Muhammad Caesar Zia Bawana
catatan pada Caesar pada umurnya yang ke 3 tahun (22 Agustus)

kepada Anak ku Muhammad Caesar Zia Bawana

engkau lah cinta itu, nak
yang mengajarkan papa dan mama belajar berjuang
berkelana
mengembara
untuk mencukupkan cinta kita pada-Nya



engkaa pula mata pena kami
yang menyeruak hebat
menggelegar
menggema
dalam nafas cinta kami

engaku membuka tabir perjuangan
yang menyeruak hebat

: mengalahkan kembara semua pejuang

engkau bisikan kata semangat
di telinga papa
di sajak-sajak rindu papa
di do'a-do'a papa
di semua pelukan yang kuat sekali

Caesar
binar-binar mata cerdasmu
kau ajarkan kami berjuang
perjuangan hidup
yang mengajarkan kita menjadi jiwa-jiwa yang besar

engkau, anak laki-laki ku
bangunkan hatiku
dalam milyaran cinta
maha dahsyat dalam kisah-kisah kita yang begitu dekat

Lanang
ku besuk engkau dalam setiap lisan ku
yang menyelinap dalam setiap mata cerdasmu

kaulah
selimut sanubari kami
ketika sosokmu hadir
bercerita pada kami

tentang sekolah
tentang guru mengajimu
tentang kicau burung
tentang lagu kesukaanmu
tentang mobil-mobilanmu
tentang angka-angka yang begitu mahir kau mainkan
tentang rumus- rumus bahagia dari senyum dan candamu

Aku menyayangimu, Nak
do'a tulus untuk semua langkahmu

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Sajak Untuk Caesar

Puisi Sajak Dua Puluh Delapan

Sajak Dua Puluh Delapan
: kepada Dawud Abd

engkau mencatat hidup
dan perjuangan mu
pada sajadah panjang
pada takdir -takdir baik yang engkau pinta sendiri
dalam sepertiga malam mu
bening
basah
pada langit-langit do'a mu

gemerlap ramah bintang menari
di setiap harizona hati mu
tak diam
bergerak
pada cinta dan kekuatan

: menatap dengan ikhlas dalam gempita gairah muda

cahaya pelangi bak danish yang bercahaya
merengkuh kisah rembulan
kehangatan matahari
dan birunya langit
di rumah hatinya

: dari setiap langkah prestasi dan jiwa yang terukir

sujudlah
dalam semua harapan dan pasrah

sajak ini
untukmu
pemuda dengan seribu dalil
di dadanya

membahana
dan menjaga

Bumi Allah, 28 Oktober 2009
pada 12. 30 WIB

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Sajak Dua Puluh Delapan

Puisi Sayap-Sayap Sahabat

Saya-Sayap Sahabat
: pada sahabat

Kehidupan Layaknya sebuah buku
berputar pada lembaran-lembaran penuh kisah
semua peristiwa menjadi lembaran baru dalam hidup

sayapmu kau kepak lebar
kuat dan berkobar
di cakrawala langit-langit putih
milik Tuhan



kedua kakimu
berenang dalam lautan peristiwa
pada 3 benua yang engkau jelajah dalam suka

kau menggenggam kejujuran
menyimpan suka dan juang di dada yang berserakan
dalam tawa
dalam senyum
kadang
dalam tangis tanpa air mata.

menyimpan semangat yang membakar angan.
perlahan
beribu kalimat menerkam
bagai anak panah putih melesat tajam
: adalah mata cinta Tuhan untuk hadirmu

Malam bagiimu
adalah hamparan oase yang panjang

: tak pernah berhenti pada titik air mata ke sembilah puluh sembilan
dalam kasih tuhan ke -30 untuk mu

Perjalanan bagiimu
Lebih jauh dari sebuah sudut
atmosfer perlawanan menjelma lengkap dalam setiap asa yangengkau tancapkan
di bumi Tuhan
dalam guratan harizona yang paling dalam

meretas
menunggu bulan, memangkas tahun

hari- hari bagi mu
lautan ocehan yang menjadi amukan menghadang segala gumam
menaklukan jemari yang tak kuasa menulis kata indah
bagi semua cakrawala

Tetaplah menjadi indah
tetaplah menjadi samudera
tetaplah menjadi pena yang tak berhenti menulis

menjadi pustaka yang terus berjalan
memaknai tiga puluh hadirmu dalam cinta Tuhan

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Sayap-Sayap Sahabat

Puisi Merindumu

Merindumu : dalam cinta dan 16º C dingin nya kamarku

Ijinkan aku memelukmu sekejap saja
dalam mimpiku
pada dekapan cinta
di sudut ruang kamar pondokan yang bertemperature 16º C

meski hanya melembutkan tangan
yang jatuh dalam mimpi
menepi di sudut bantal tidurku

: dalam detak nadiku
yang menyatu bersama angin malam

mendekapmu
meski hanya merengkuh dalam dada
bersama degup jantungku
yang mengiringi sepinya hari

menciummu
Meski hanya sekedar keningmu
Dalam kecupan mesraku
Yang tak langsung kering tersapu angin

aku mencintaimu

dalam mimpiku kau kupeluk erat
meski hanya dalam alam bawah sadar
dalam alunan mimpiku

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Merindumu

Puisi Senyum Rembulan

Senyum Rembulan

Untuk kesekian kali kita bertemu
senyum yang mengembang sempurna
mengurai cinta dari kumpulan hangatnya matahari
yang enggan menyapaku seminggu ini

ini bukan malam seribu bulan
tapi kau datang lagi
senyum dengan milyaran kemenangan



sadarku
kau membawa cinta yang lebih dari cukup
hingga aku tak mampu menghitungnya
meski ku punya alat hitung bernama kalkulator
ataupun software pembantu alat hitung dia komputer kerjaku

semalam kau datang lagi
kunikmati cinta itu
senyum hangat dengan kerlipan kedua bola bata indah semesta

senyum mu tak membawa konflik
senyum tak punya kepentingan
bukan senyum politik
atau senyum karena ingin mendapatkan proyek besar di bumi

senyum rembulan
ku lumat dalam indahnya cinta yang kau beri
dan kasihmu yang kuterima

senyum rembulan
senyum sempurna keabadian

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Senyum Rembulan

Puisi Padamu Aceh

Padamu, Aceh

menyentuh wajahmu
karena ku cinta
tak pernah separuh jiwa

hangat
kau tegaskan, kata cinta itu lugas
gurih dan bercita rasa

hebat
Layaknya sebuah buku cinta ber episode
kuat dan sarat akan makna
yang tidak pernah sederhana
berputar pada lembaran-lembaran penuh kisah, megah

semua peristiwa menjadi lembaran baru dalam hidup

sungguh
kuat dan berkobar

semua cintamu ini adalah anugerah yang aku ukir dan simpan
pada semua lautan asmara

lihat
titik-titik yang kita tulis
dan tegaskan
warna nya semakin terpancar

cinta yang kuat

cinta yang kuasa
kuasa dengan makna nya

cinta,
: karena ku cinta

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Padamu Aceh

Puisi Surat yang Lupa Kukirimkan

Surat yang Lupa Kukirimkan, Kepada Cut Nyak Dhien

Kutulis lagi ini kepada Cut Nyak Dien
(tentang mimpi tadi malam)

Ada yang mengejar di langit subuh,
ungkin puisi, pada malam tentang Cut Nyak Dien
memaksaku tak memejamkan mata
: bercerita tentang gerilya, cinta dan kepahlawanan

(dalam mimpiku dia bertanya)

Adakah yang hilang, Nak
Apa yang ada dalam setiap gelisahmu
Apakah yang tak terjawab dalam resahmu

: sesaat aku membelalakan mata, sekejap menggoda dengan sihir kata

(kulihat bibirnya bergerak bercerita, hingga sunyi mengembun di pelupuk matanya)

Kataku

Cut Nyak,
Problem bangsa ini terlalu amat banyak.
dari perkara serius sampai yang ecek-ecek.
hingga masalah yang remeh temeh

dari kesulitan keuangan,
korupsi,
kemiskinan dan kebodohan,
fitnah
Video porno
sampai soal-soal sepele
yang tak bisa didifinisikan dengan jelas

soal pemimpin yang punya kebiasaan mengantuk.
serselingkuhan
sombong

semua
semua Cut Nyak

: Cut Nyak melihatku gelisah

(sesaat dia berbisik tegas)

Gam,
mungkinkah kita bernegara
jika kalian membiarkan lepas bangsa

itulah sebabnya
aku tak membiarkan sejengkal tanah pun pada mereka
karena aku tahu ini jiwa kita

(subuh hampir turun)

: Entahlah

Semoga mimpi ini bersambung
Nanti malam
: Cut Nyak Dhien : Pahlawan perempuan asal Aceh
: Gam = Agam, panggilan untuk anak laki-laki di Aceh

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Surat yang Lupa Kukirimkan

Puisi Kau, Menulis Pagi

Kau, menulis pagi
(pada subuh yang merdeka)

Kau menulis pagi

Ketika mata pena cinta berpenar terang
Lalu menulisnya pada catatan biru
: ku lumat dalam semua bahasa

Kau menulis semua bahasa biru
Dalam semua narasi kerinduan
Dalam semua kitab perjalanan kita

: cinta, adalah keabadian

Aku merangkainya
Membawa semua catatan
Dalam perahu
Yang engkau percaya aku menjadi nahkoda nya

: cinta, membuat kita sepakat menjadi pemberani

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Kau, Menulis Pagi

Puisi Kepada Ibu

Kepada Ibu (Aceh)

Ibu,
kami adalah tujuh samudera
dari kelopak lembut matamu
yang tak mudah terhanta

kami adalah tujuh samudera
dari kelopak lembut matamu
yang tak mudah terhantam ombak
tak mudah diterjang gelombang

tak jenuh menunggu semua uraian cintamu
dari setiap pitutur tegas
kasih itu

: kasih itu
di dalam setiap senyum mu
kutemukan kedalaman kasih

membuatku detik ini ingin menangis
pesona mu membentuk sayap cinta
aku tak mapu menjauh dari nya

dengan panah nya juga kamu mampu
merasuk menjadi tombak di seluruh kota

Ibu,
engkau seperti kisah
dalam setiap ucapan nya mempunyai judul

engkaulau penyair itu , Ibu
syair nya masih aku genggam dan tak bosan aku baca
sampai kumal di setiap permukaan halamanya


Ibu
aku masih mencatat makna sinar yang engkau berikan padaku
lewat malam
lewat siang

dalam sujud indah nan panjang
dalam pelukanan
di sajadah malamku

sajak ini untukmu, Ibu
sajak dari tujuh bintang
yang berputar
berkejaran
mencari hangatmu

Banda Aceh, 9 April 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Kepada Ibu

Kamis, 21 Oktober 2010

Puisi Mirip Koruptor

mirip koruptor

di rumahku banyak hewan yang numpang
tinggal tapi aku tak pernah repot
menghidangkan makan untuk
mereka dari mulai kepinding semut rayap
kecoa ulat bulu tikus kelabang kelelawar
dan jentik-jentik

jadi wajar-wajar saja kalau diantara
mereka seringkali keluar masuk kamar
tidur atau kadang berjalan-jalan dikaki
saat kami tertidur lelap bahkan
menembus rosleting dan kadang sampai
menggigit pantat istriku tapi itu bukan
kurang ajar karena diantara
mereka hanya menghisap sedikit darah
kami yang adadi rumah tidak seperti
koruptor yang pandai menghisap
darah rakyat seluruh negeri ini

tapi ada dua hewan bandel yang menyerupai
koruptor yang kadang membuatku marah
sedih dan tertawa satu tikus dan keduanya
rayap mereka punya hati tapi tak punya jiwa
seperti kita bayangkan saja buku yang
kuanggap sebagai pesawat tempur mesin
dan kata-katanya dia rusak persediaan
makanan yang kami anggap sebagai peluru
dia kerat kencingi

dasar hewan bandel kalian ini mirip koruptor
atau koruptor yang mirip kalian

indramayu, 2009 - 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Mirip Koruptor

Puisi Sore Itu

sore itu

sore itu setelah resmi menjadi suami di hadapan
penghulu mertua saudara tetangga dan famili
istriku dan yang lain nya menangis dengan seikat
puisi yang kujadikan mahar mereka menangis
lebih dari 10 menit awalnya kukira karena hebatnya
puisi yang kupersembahkan ternyata tidak
tangisan itu sebagai ekspresi kesedihan dan rasa malu
mereka karena dapat menantu petani kata

dalam hati aku bergumam betapa buruknya
laku penguasa dan pejabat negeri ini mereka
hanya mengajarkan kelancaran birokrasi proses
hukum dan hak mengakimi karena uang sementara
mereka tak mengajarkan perjuangan hidup rakyat
agar menjadi terang

sekarang aku harus mengajarkan istri dan
mertuaku tentang bagaimana liciknya penguasa
yang mengabadikan kebodohan pada rakyat
serta mengajarkan keyakinan kalau uang dan jabatan
bukanlah segalanya tapi keyakinan dan semangat hidup
itulah mahar yang akan membuka jalan ke depan
dan alat perlawanan terhadap kedzoliman

indramayu 1995 – 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Sore Itu

Puisi Tiga Tahun Di Jakarta

tiga tahun di jakarta

misjan bende koprak solikin dan aku akhirnya
pulang ke desa lagi dengan cerita dan pengalaman baru
tiga tahun di jakarta kami cuma jadi kuli bangunan
tukang ojeg sepeda kenek tangki tinja dan tukang parkir
suruhan preman di jakarta kami tinggal di sebuah
kamar kontrakan 2 X 2 meter di kamar ini kami tidak
bisa bermimpi karena kamar ini hanya kami
manfaatkan untuk meluruskan badan setelah
seharian berjuang cari uang untuk makan
tidur kami hanya sepejam setelah itu mikir besok
mau nyedot tinja di rumah siapa mau nggoes sepeda
dalam jarak yang jauh ambeiennya belum sembuh
mau ngecat langit-langit kantor lehernya masih pegel
sementara di lokasi parkiran saat ini sering ribut
soalnya salah satu premannya baru bebas dari cipinang
begitulah fikiran kami setiap malam

dan kamar ini selain sebagai tempat ngelurusin
badan juga untuk berteduh dari hujan selain tempat
berlindung dari kejaran pol pp yang sering meraziah
gelandangan padahal kalau di desa kami sering
bermimpi apa saja kadang mimpi jadi lurah punya
jatah tanah garapan milik desa mimpi jadi tukang
tempur gabah mimpi jadi sponsor tki dengan
persenan bisa buat nraktir pacar tapi yang tidak enak
ketika kami bermimpi disuruh gali lubang
untuk ngubur tetangga yang meninggal hidup
rasanya seperti singkat sekali

tiga tahun di jakarta kami cuma dapat banyak cerita
sementara di desa semak bapak dan adik-adik harap
harap bisa buat nyewa sawah
sungguh kami jadi malu hati karena kalah dengan
koruptor yang kerjanya cuma duduk muter-muter
di kursi besoknya uang masuk rekening pribadi
teriak-teriak dan debat di gedung dprd dengan
segala argumentasi di rapat paripurna besoknya uang
ngalir masuk ke rekening bersama atas nama
aliansi koruptor indonesia
ha...ha...ha...

jakarta, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Tiga Tahun Di Jakarta

Puisi Taleju

taleju *

reni kokom dewi maafkan aku
kali ini aku tak mampir ke markas kalian
aku tau dari suharyoto dan nofri ahmad
kalau komplek tempat kita pernah
bercengkrama dulu sudah dibongkar tapi aku
masih hapal bau tubuh kalian aku masih
ingat minyak wangi produk pak jenggot yang
kalian kenakan yang dijual keliling tek sami
baunya ow ow aku sungguh sangat suka karena
itulah simbol kehidupan kita tapi aku tak tau dimana
kalian sekarang apakah masih seperti dulu dan
apakah si leman pengkang yang sering datang larut
malam dengan anggur cap macan itu masih sering
datang atau sudah mati terbakar jantungnya

semalam malam aku tak bisa tidur memikirkan
kalian meski selama kutau warna t-shirt dan jean
atau bh dan cd yang kalian kenakan tak sampai
kutanggalkan apalagi membenamkan sajakku
yang satu itu tapi itulah sahabat kita hanya
mempurukkan waktu dan malam bersama-sama
demi nasib dan perjalanan singkat ini
itulah yang membuatku tak bisa tidur

reni kokom dewi maafkan aku
malam ini aku mau baca puisi di belakang rumah
suharyoto dan aku akan bacakan juga catatan
tentang kita yang pernah tertawa bersama
di kamar reni mendengar cerita kokom yang
menipu langganannya dengan deheman yang
yahut lalu langganannya pun puas dan pulang
meninggalkan beberapa lembaran uang kertas

aku hanya berdoa semoga tuhan telah selesai
membuatkan jalan untuk kalian lalu berkawin
beranak dan menjalani hidup yang benar
biarlah cerita ini jadi saksi sejarah hidup semua
orang yang pernah singgah di dapurmu seperti
aku yang pernah singgah di kamar kalian dan
tidur semalaman bersama tinggi yang meminta
beberapa cc darah dari tubuhku yang kurus
waktu itu dan satu kutitip pesan pada kalian
jangan lagi kembali ke rumah yang disesatkan
yang bukan atas nama tuhan itu lalu ingat pada
catatan kalian dulu kalau semua ini bukan kehendak
kalian tapi kehendak penguasa yang hanya memikirkan
kesenangan ketengan anak istri dan perut kelompok
serta barisan mereka dengan memanipulasi mencuri
dan menggarong uang termasuk kesempatan kita

laboy jaya, bangkinang – riau 2010

* Taleju komplek lokalisasi di Riau, sekarang telah dibongkar

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Taleju

Puisi Kita Boleh

kita boleh

kali ini kita boleh hidup bersama hujan tikus
coro semut dan angge-angge yang keluar masuk
cari makan serta perlindungan bersama dingin
bau sampah atau kardus setengah basah yang
melembabkan punggung kita diantara
malam pinggir kali sisi rel kereta atau di belakang
bangunan megah yang tak kita ketahui siapa ketua
rt dan rw nya

boleh kita boleh hidup seperti ini kata
pak guru sembari belajar berhitung dan
mempertajam ingatan berapa nyamuk yang
sudah kita tepuk malam ini dan berapa kaleng
cocacola tutup botol air mineral dan gelang karet
yang kita kumpulkan dari setiap tong sampah
dengan membaca barisan kata dari peristiwa basi
di potongan-potongan koran yang dikilo serta
tentang nama-nama saudara senasib yang
dihakimi massa karena dituduh mencuri lalu baru
dihakimi polisi dan jaksa sebelum hakim
memponisnya jadi penghuni penjara

atau para koruptor maling bangsat pecundang
negara yang masuk rumah sakit karena pura-pura
jantungan depresi mag dan ambeien ketika
diverbal jaksa

boleh kita boleh hidup seperti ini sebelum tuhan
benar-benar berpihak pada kita dengan terus
belajar membaca berhitung mengkali membagi
mengurangi angka-angka yang tertera pada
daftar nasib di papan tulis raksasa ini dengan
terus belajar jadi rakyat hukum dan
hakim bagi orang lain dan diri sendiri
sebab selama ini kita hanya diajarkan
untuk jadi rakyat yang harus tunduk pada hukum
dengan bahasa licik penguasa bahasa telur
busuk penyelenggara hukum bahasa banci
para penegak hukum dan bahasa culas
petinggi negara yang mengatakan kalau kita
semua sama dimata hukum tapi sebenarnya
berbeda dimata hakim

oleh sebab itu kita harus belajar tau esensi
rakyat esensi hakim dan esensi hukum
boleh kita boleh hidup seperti ini
tapi tidak boleh menyerah dan lemah kita
harus kuat kaya berani dan melawan
segala bentuk pengusiran penggusuran rongrongan
dan penindasan

indramayu, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Kita Boleh

Senin, 18 Oktober 2010

Puisi Selepas Isya

Selepas Isya’

Selepas Isya
Aku datang menghampirimu
Mengabarkan tentang keresahan
Tentang kelok jalan yang tak pernah usai

Selepas isya
Aku memanggilmu
Nama yang sempat terlupakan
Nama yang kuingat ketika aku terjatuh oleh dosa

Selepas isya, malam itu
Kupadamkan semua ego
Kuredam segala kesombongan
Kutundukkan wajahku
Dan kurasakan, kau elus rambutku
Tuhan...........

Bekasi, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Selepas Isya

Puisi Ingin Kubunuh Waktu

Ingin kubunuh waktu

Ingin kubunuh waktu
Ketika piringpiring, sendok
Dan gelasgelas dihadapan kita
Berjejer rapi diatas meja
Dan bibir tipismu kian lincah menari
Memainkan sendok dan garpu

Ingin kubunuh waktu sejenak
Ketika wajahmu memerah
Saat kutanya berapa ukuran kutang dan celana dalammu
Ketika itu
seperti tak ada tandatanda kehidupan ditempat ini
hanya empat mata
Mata kita

Ahhh.....
Sungguh, ingin kubunuh waktu

Bks, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Ingin Kubunuh Waktu

Puisi Biarkan Kuraba Dadamu

Biarkan kuraba dadamu

Kujulurkan tangan merayapi liku dadamu
berliuk dan terjal
seperti loronglorong jalan ditepi pekuburan
ketika kusentuh puting itu

tubuhmu menggelinjang
lalu kau tepis tanganku dengan pedang
kucari lagi dimana kau letakkan bagian terpeka itu
mungkin dibawah gunung

kujulurkan tanganku menyusuri tepian dadamu
hanya lenguhan yang kudengar
lalu kau menepisnya dengan parang
dimana lagi kau letakkan bagian terpeka itu
bagian tersulit darimu
aku ingin manyentuhnya
dan rasakan lembut tanganku

Bks, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Biarkan Kuraba Dadamu

Puisi Senja, Terminal dua Cengkareng

Senja, terminal dua cengkareng

Di terminal dua cengkareng
lelaki separuh nyawa
menangisi lambaian tangan, dan rusuknya yang menghilang
melayang bersama gemuruh angin, pun
seraut kenangan dirambut, bibir,
dan setiap jengkal kemaluan, yang ia
jejali malam itu

tapi senja, telah menjelma malam
hari pun terus bergulir, dan bulan, dan tahun,
seperti sengaja menunggu kematian
kuntum kembang pun telah melayu
menyisakan dentuman rindu, yang meluruh
menyumpal pepori dan urat nadi

janji dan sumpah dari bibir yang basah, masihkah
mampu memaknai resah, meleburkan semua gundah
ataukah pasrah, pada kisah cinta yang tak mudah

di senja yang temaram
di terminal dua cengkareng
di dua belas purnama yang terjanjikan
lelaki separuh nyawa, kembali
menyaksikan hujan
hujan di sepasang kelopak mata
bersama kenangan di terminal dua

jkt, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Senja, Terminal dua Cengkareng

Kamis, 14 Oktober 2010

Puisi Tunggu Aku

Tunggu Aku

malam kosong
derap angin melonglong,
memecah dinding dengar
kamu berdiri di seberang malam
melipat lengan baju, memakai sepatu

tunggu aku!
sebentar saja tuntaskan mimpi
bertemu tuhan mengatakan:
aku akan berpamit pulang

2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Tunggu Aku

Puisi Saat Sepi

Saat Sepi

hari yang sepi
malam yang sepi
udara dingin menyelimuti
kau datang mengkidungkan puisi
aku mabuk
dibawa serta masuk mimpi

2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Saat Sepi

Puisi Rambut

Rambut

apa dirimu,
yang selalu ada di rambutku
sebab rambutku terus menambah panjang
entah siapa dijerat berikutnya
lelaki atau perempuan
mungkin juga tuhan

2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Rambut

Puisi Jauh

Jauh

aku terlampau jauh mencarimu
tenggelam di palung laut terdalam
melayang di langit terbiru
kutemukan kau meleleh di sudut mata
mencairkan kenangan

2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Jauh

Puisi Larut

Larut

Malam ini kau datang padaku saat udara masih basah dilanda gelisah. Aku tau apa yang menjadi maumu kali ini. Bisa kupastikan dari sorot matamu yang makin berkerut di kuras usia.

Apa telah kau siapkan sepenggal puisi buatku malam ini seperti jumpa kita pada malam-malam sebelumnya. Jawab ya, bila kau ingin jumpa ini tak percuma menyita waktu kita. Jawab ya, bila kau tak akan menemuiku selarut ini hanya untuk menterjemahkan pikiranmu yang selalu sekacau udara yang mengantarmu tepat waktu setiap malam menuju kediamanku ini.

Kau selalu saja menjawab dengan diam dan sedikit senyuman yang masih tersisa di wajahmu. Aku hafal jawaban itu, tak spesial dan tak berarti sesuatu apapun selain kau tak ingin aku bertanya lebih panjangkan?

Malam telah larut, begitu dingin dan beku. Mari kita teguk secangkir teh hitam sambil mengurai tubuh puisi yang kau bawakan, sebelum kita lagi-lagi membunuhnya usai jumpa. Kau pun terawa, terbahak. Gila bukan. Aku menyukai kegilaan kita yang satu ini.

Denpasar, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Larut

Puisi Di Tangan Sepi

Di Tangan Sepi

Di tangan sepi mengurai tilas diri
yang dilebati muram walau pagi menjelang
dan tangis tak sanggup lagi menguras air mata

Di tangan sepi kujelajahi segaris pantai purbani
landai dan terbengkalai
di mana ombak melukis rintih sepi di kanvas sunyi

Di tangan sepi, angin berlari menjemput lukaku
yang telah berbagi purnama denganmu
di musim ganjil yang tak sepenuhnya berubah

Di tangan sepi akan selalulah abadi sekecap rasa cemas
walau berkali menggusur, kita serpih abadi dari yang sementara
maka sekuat-kuatnya melawan kian kencang jerat mencekik

September 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Di Tangan Sepi

Puisi Ruang Putih

Ruang Putih

Aku renda batas sekat pikiran, semenjak
melihatmu kuyup, hadir melangsam kilas waktu
seiring getar hari yang gegas detik demi detik
melewati sebaris ganjal gelak lampau di sini
di dalam pucat hati dan bentang remang suram nadi

Kupikir ini, lekas membuat puncak iri para peri
penghuni istana serat jantung purbani
dan melontar sihir tongkat jemari
memulai lagi pelangi di sisa riam mati
memaksa getar kepak musim
menyanyikan kelebat bayang matahari

Tapi ternyata jauh, jauh di dalam sini
aku terlampau jauh menyendiri

4 Juni-Oktober 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Ruang Putih

Puisi Bangsat

Bangsat*

untuk nopi suardani
Bangsat, begitu katamu
ketika menatap wajahku
yang berkali-kali berpaling
dan kehilangan binar bintang.
Bangsat, katamu lagi
aku belum selesai bicara, tambahmu
tatap dan jangan berusaha menelan mataku, desakmu
bila tidak, rajamku menelanmu
Lagi-lagi bangsat, katamu
seperti aku datang terlambat bercinta
untuk yang kesekian kalinya
dan lupa posisi yang kau suka.
Tapi lagi-lagi bangsat, katamu
seolah hanya itu ungkapan termulia
dari luas samudera kata-katamu.

Tapi kali ini kukatakan bangsat: padamu
apa tak ada makian lain,
selain bangsat yang sudah letih dan lelah
bahkan kehilangan tangga nada mayornya.

Oktober 2010
*)interpretasi dari cerpen “Sialan” karya Nopi Suardani

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Bangsat

Puisi Suluk Sukma

Suluk Sukma

Jika sempat dan ada waktu
Pergilah ke neraka
Tengok suluk sukmaku
Yang semalam datang bertamu
Ditemani Tuhan yang termangu

Jangan lupa tanyakan
Apakah sudah saatnya menjelma?
Jadi landak, ular, kera atau bekantan
Oiya, katakan aku tak mempermasalahkan
Kelaminku kelak!

Nangka Utara, 28-09-2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Suluk Sukma

Selasa, 12 Oktober 2010

Puisi Sisa Rambutmu

Sisa Rambutmu

Sedang kuhayati detik-detik kepedihan
ketika bajumu masih tertata rapi
di almari jati yang waktu itu kita beli
cermin yang senantiasa melukis wajahmu
masih menunggumu untuk kembali
dan, kutemukan juga sisa rambutmu
yang dulu sering kubelai saat kau tidur
di sini akan kutunggu kau datang
walau aku tahu, mustahil kau pulang

Krenceng, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Sisa Rambutmu

Puisi Ayah Tak Pulang Malam Ini

Ayah Tak Pulang Malam Ini, Sayang

Kepada anakku, segeralah kau tidur
Jangan lupa tuk sucikan dirimu
Malam ini, ayah tak pulang
Mungkin juga malam-malam sesudahnya
Berbaiklah kepada ibumu
Sebab, surga ada di telapak kakinya

Kepada anakku, segeralah kau tidur
Sebab, dalam mimpi aku akan menemuimu
Menyelesaikan permainan kita yang tertunda
Saat, kurampungkan tugasku di negeri seberang
Ayah berjanji, akan datang suatu pagi
Saat kau buka mata, aku ada di sampingmu.

Krenceng-Kediri, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Ayah Tak Pulang Malam Ini

Puisi Arbiter

Arbiter: Abdul Mukhid
- Malang, 2010

Jika kau tanya ahli bahasa, kenapa mata disebut mata
mereka akan berlindung pada satu ciri bahasa;
ada karena memang demikian adanya
sebab, siapa pula dapat menerangkan
kenapa kau disebut kau dalam hatiku

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Arbiter

Puisi Semantik

Semantik: Bagus dan Lita
- Kediri, 2010

Kau yang mengerti ilmu bahasa,
ajarilah aku untuk tak jadi buta
agar aku bisa mengeja tiap aksara
yang dengannya kukenal kata
yang nantinya menjadi frasa-frasa
hingga dapat kubaca dengan kidmat
satu kalimat lengkap
yang tertulis di lembaran harimu

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Semantik

Sabtu, 09 Oktober 2010

Puisi Kesombongan

Kesombongan

Adalah anggur pada cawan
Yang tiap teguknya seolah penawar dahaga
Namun, semakin banyak kita mereguk
Kefanaan panjang terbuai dalam mabuk

Krenceng-Kediri, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Kesombongan

Puisi Bunga Buat Yanti

Bunga Buat Yanti

Baru saja kupetikkan bunga tadi pagi
Kuhias dengan embun berkilau di kelopaknya
Embun itu kupilihkan dari tetes air mataku
Yang jatuh beriringan dengan madah rindu
Sore ini, aku datang ke teras hatimu
Kuketuk dengan begitu perlahan dan lembut
Jika kau nanti membuka pintu untukku,
Telah kusiapkan sepetik bunga untukmu

Krenceng-Kediri, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Bunga Buat Yanti

Puisi Menjadi Ibu

Menjadi Ibu
: Sajak Buat D.Margaretha

Aku ingin menjadi ibu
Senantiasa ada untukmu
Di tiap jejak langkah dan helai nafasmu
Aku ingin kau panggil aku ibu
Yang tiap hari menyiapkan sarapanmu
Membetulkan krah dan kancing bajumu
Adalah aku, ibumu
Selalu mendengar tiap keluhmu
Dan, kujanjikan damai dipelukku

Krenceng-Kediri, 2010

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Menjadi Ibu

Puisi Ombak Langit

Ombak Langit: Eferlin di Sydney
- Kediri, 2010

ombak di langit tengah pasang
burung-burung memilih tak berenang
senja di laut menjelma kertas buram
sementara,
karang-karang langit pun telah hilang
terganti beton-beton menjulang
hingga tak lagi kulihat sampan nelayan

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Ombak Langit

Puisi Ngarai Hati

Ngarai Hati: Mama Ina, Papua & Mrs. Diyah
- Kediri, 2010

tlah kau relakan aku mendaki ngarai hati
yang begitu curam pada kedalaman malam
ada gemuruh ombak di bawah sana
walau tertatih, tubuh ini tak boleh letih
karena sekali jatuh, aku tak yakin bisa kembali

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Ngarai Hati

Puisi Cakrawala Mata: Ibu

Cakrawala Mata: Ibu
- Kediri, 2010

sepasang matamu ialah lautan resah
tempat ombak menggiring desah
kapal-kapal karam menjelma karang
laut dan langit bersatu pada satu horisontal
mencelupkan matahari senja hingga separuh
langit pun terbakar warna nganga arang
dikejauhan tampak layar yang terkembang
di sanalah aku merantau pada lautan
sebetapapun jauh,
perahuku akan membawaku pulang

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Cakrawala Mata: Ibu

Minggu, 03 Oktober 2010

Puisi Matahari Tenggelam Di Paris

Matahari Tenggelam di Paris

di tepi sungai seine
udara dingin bergetar
memberi debar pohonan
langit menyala merah
gedung bertingkat berpoles pucat
siapakah yang pulang senja ini?

-Agustus 2010-

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Matahari Tenggelam Di Paris

Puisi Sewaktu Pagi

Sewaktu Pagi

dingin pagi
aku terpikat sepi
kulihat awan yang tak lagi menunggu
karena telah melepas hujan
yang kini dijerat rerumputan
dan tatapanmu masih sehijau dulu
dipenuhi tabur mawar
ditemali pita biru
walau kau lebih menyukai kekupu
ketimbang mengunyah kuntum dariku

-Agustus 2010-

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Sewaktu Pagi

Puisi Rindu

Rindu
:nopi suardani

aku rindu senyumanmu malam itu
disaat udara jalan berdebu
angin membisu
sayang, aku tak melihat aksimu di panggung itu
hanya tersisa seorang perempuan bersama puisinya
melindap di sana.

-Agustus 2010-

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Rindu

3 Sajak Cinta dan Satunya Maut

3 Sajak Cinta dan Satunya Maut
1
dari jendela kupahatkan bulan untukmu
malam yang telah sebening telaga di matamu
kutemukan ikan sehijau rumput tersesat di dalamnya
tetapi,
jangan kau muntahkan rindu lewat air mata
buat lelaki yang membekaskan kecup di keningmu itu
walau dia tak jadi menanam tunas di hatimu
2
terkadang dia berwarna
biru, abu abu, kecoklatan
atau memilih sepekat pupilmu
di sana sekawanan merpati pernah melintas
walau gagal membujukmu melepaskan rindu
kau memilih memeramnya
menunggu lelaki itu datang membujuk
tak apa seribu anak panah menghujam jantungku
katamu.
aku setia menunggu
seorang lelaki berduri mawar
seharum cempaka kuning
3
purnama kedelapan telah berlalu
ketika wangi lelaki itu membekapmu
dan memaksa mengubur duri mawar di rahimmu
lelaki itu
lelakimu
berjanji kembali membawa edellweis
akan disimpan juga di rahimmu kelak
4
dendangkan lagi lagu lagu cinta
yang dulu kita buru di pasar malam
dan kita dapatkan seharga lima ribu
tiap malam melulu melantun di kamarmu
ah, masa lampau desahmu
kini lagu lagu itu
tak lagi memunculkan rindu
tak lagi mencairkan sudut mata
aku lupa bagaimana cara menangis
semenjak perempuan yang kukenal debar jantungnya
memilih dinikahi oleh laut

-Juli 2010-

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - 3 Sajak Cinta dan Satunya Maut

Jumat, 01 Oktober 2010

Puisi Cinta Award

Blog Puisi cinta ini baru saja dapat award dari rekan blogger. Ini dia awardnya:

Award ini saya terima dari Usman Jambak, pemilik Blog Pemadu Kata yang beralamat di http://ilalanghilang.blogspot.com

Saya ucapkan terima kasih atas awardnya.

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Cinta Award

Puisi Cinta Yang Sederhana

Cintamu yang sederhana, ania,

Yang menuntunku ke pelaminan
Rupanya tak bisa kujadikan
Alamat pulang
Aku masih terlunta-lunta
Dari kota ke kota
Membaca tanda-tanda usia
Dan namamu ania
Adalah satu tanda
Yang telah berhasil
Kubaca
Meski baru di halaman pertama
Dari begitu berjubelnya tanda-tanda
Yang belum berhasil
Kueja

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Cinta Yang Sederhana

Puisi Ketika Pergi

Ketika pergi,
Dibawanya cinta

Ketika pergi pula
Mungkin ditemukannya
Cinta

Pergi mungkin pula
Lantaran bisikan cinta
Kerena siapa kenal siapa
Karena siapa cinta siapa

Dalam perjalanan
Akan banyak yang ditemukan
Karena itu
Dari waktu
Ke waktu
Terus ada yang baru

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Ketika Pergi

Puisi Pengelana Udara

Pengelana udara

Ada cinta
Melesat di udara
Berupa kata

Ada rindu
Melesat di udara
Juga berupa kata

Ada kematian
Melesat di udara
Masih berupa kata

Ada tuhan
Melesat di udara
Masih saja berupa kata
Hingga udara jadi begitu riuh
Begitu gaduh
Seolah tak mau kalah
Dengan daratan dan lautan

Hanya kata
Yang bisa melintasi semesta
Dan karena kata
Kehidupan ini jadi
Ada,

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Pengelana Udara

Puisi Ukiran Dari Pahatan

Ukiran dari pahatan

Sisa kelahiran pada tubuhmu
Adalah komposisi relief
Di dinding candi waktu
Yang megah
Dan penuh kejutan
Di setiap tonjolan dan guratannya
Deretan keindahan yang meliuk
Baik itu yang landai
Di bawah ataupun ke atas pinggulmu
Membuat pilu bagi lelaki
Yang hanya mampu
Memandangimu
Eva..
Kehangatan matahari yang abadi
Yang jauh, terjatuh
Bersemayam di setiap lorong
Tubuhmu

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Ukiran Dari Pahatan

Puisi Tak Jemu-Jemu

Tak jemu-jemunya

Kutelaah senyum
Dan ragamu
…perempuan yang mengikat rambut
Belah pinggirnya
Urat lehermu yang kencang
Mengencangkan kelelakianku
Eva
Wajahmu rembulan
Langit malam seusai hujan
Penyair yang diremas
Dingin yang ganas

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Tak Jemu-Jemu

Puisi Senyum Itu

Senyum itu,

Masih saja terus mengusikku
Bahkan menyeretku ke keluasan lapangan
Malam
Di kelilingi kerumunan dingin
Sebidang kamar
Kota pegunungan
…h senyum sepasang bibir
Yang merah jambu
Tebal dan lebar
Senyum dari wajah
Yang putih bundar
Dengan sepasang kornea kecoklatan
Di cungkupi dua guratan alis kehitaman

Eva…eva..eva
Tlah kamu usik adam
Di dalam tidur kelelakiannya
Dengan senyum sepasang lesung pipitmu
Dan gerai rambut hitammu yang melebihi bahu
Lalu kamu seret ia
Memasuki belantara tubuhmu

Salam puisi cinta....
Baca Selengkapnya - Puisi Senyum Itu