Senin, 20 Februari 2012

"HMI-KU"

"HMI-KU"
oleh: pa' balu pa' bura

Saya nda tahu mau nulis apa
bingung mau bahas apa
Dan mengawalinya dengan apa
Mungkin ya mungkin hari ini saya nda bisa seperti ini
Kalau nda ikut LK1 kemarin
Dulu aku sangat senang ketika itu menyangkut kepentinganku
Mending tidur dari pada pusing masalah sekitarku
Tapi ya ketika aku harus jujur bahwa apa yang aku lakukan hari ini
Ataupun yang terpikir adalah hasil dari tempaan HMI
Baru di HMI aku mengenal hitamnya panta belanga
Cairan lemak dari piring kotor
Dan mata ngantuk saat mau jaga peserta LK
Mungkin sangat naif tulisan ini
Juga sangat sederhana dan tak pantas disebut karya ilmiah
Ataupun karya sastra
Apakah karena aku ingat kekesalan hari ini
Sehingga menutup kebaikan yang telah berlalu
Bukankah ingatan punya keterbatasan?
Kita mengingat apa yang penting-penting saja
Karena itu yang hanya kita butuh
Tapi apakah ingatan kita itu objektif?
Ya hanya kita yang tahu


SAHABAT

Sepotong hati yang risau dalam kesendirian
kadang hatiku terluka...sahabat
Bila bersama kalian
Entahlah...

Aku melarikan diri bersama luka
Tersayat akibat sengatan pedang yang menghunus tubuh
Terpaksa ini ku lakukan
Bentuk upaya refleksi diri

Terima kasih atas kejujuran kalian
Yang telah menyadarkanku... sahabat
Bahwa aku tak pantas berada di komunitas ini
Komunitas orang-orang suci

Kenangan yang meluluhkan hatiku
Aku hanya bisa berucap 'selamat tinggal'
Ku paksakan...aku harus pergi
Mungkin di sana
Jiwaku akan menemukan cahaya.


GALAU

Bila karena aku hati kalian terusik
Bila karena aku selalu menjadi sumber masalah
Biarlah akan ku tanggung semuanya
Walau sesungguhnya aku merasa berat.
Karena aku tidak egois

Teringat suatu malam yang kelam
Aku mengusik ketentraman kalian
Ketahuilah...aku tak sengaja
Aku rasa itu biasa-biasa saja

Tapi...kalian harus tahu
aku sangat mencintai komunitas ini
Aku tak pernah sanggup mencintai yang lain
Sampai akhir hiduppun aku akan senantiasa mencintainya
Biarlah aku akan mencintai dari kejauhan

Teman...
Di balik tetesan air mata
Aku hanya ingin berucap
Aku harus pergi
Entah ke mana...


ROMAN WAJAH

Hari demi hari terus berlalu
Ku lewati malam bermandikan kerlip bintang
Aku teringat masa kecil bersama keluh derita
Tanpa sadar membuat mataku basah

Ku lalui jalan berbukit terjal
Berjalan sambil meneteskan air mata
Dengan rintihan keterasingan
Mendesah oleh kesepian

Roman wajahku terpantul nestapa
Terpisah bertahun-tahun dengan ayah bunda
Terpisah dengan orang-orang ku kasihi
Sedang rintangan sering datang menyapa

Dengan mata kosong menerawang jauh
Di tanah rantau aku sering terluka
Pada siapa akan ku tumpahkan air mataku
Saat ini...aku masih dapat berucap
Aku masih punya harapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar