Senin, 01 November 2010

Puisi Celurit Yang Asin

Puisi - Celurit Yang Asin

mata perempuan itu melukaiku dengan karang dan jala melintang menggenapi seluruh radang yang kudapat dari lorong lorong ketika pulang lalu perempuan itu datang ke pematang mengayuh angin mendekap lilin menyertai malamku yang dingin dan meletakkan sisa senjanya ke pundakku sambil mengurai cerita tentang ayah yang marah dan ibu yang rindu keduanya saling merebah dalam tidurku, katanya lalu, kau gores kulitku merupa rumah panjang untuk kau bawa pulang? tanyaku tidak, aku mau kau jadi bajuku, jawabnya sementara lilin berpilin perempuan itu telah membasuh tubuhku dengan celurit yang asin baunya semerbak sampai ke negara lain
Malang, 2010

Salam puisi cinta....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar