Pagi yang teraniaya
Mulut terbakar hisap kepahitan
Jerit kami lihat bunda
berdandan di dapur.sedang bapak
tuangkan tuak di air susu.
Terlihat murung, getir berbekas
satupersatu bibir terkelupas
oh ucapan kami menjadi telanjang
kami berteriak-teriak hisap kesepian pagi
Akhirnya kami cucup segar embun
terselip diantara belahan dada pelacur
yang pulang kesiangan. ah kami nikmati
manisnya sisa cintanya
Bekasi, 21012009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar