Minggu, 09 Januari 2011

Puisi Tahanan Hujan

Tahanan Hujan

Sebagaimana berarak awan selubungi langit
lalu matahari terlelap dalam kerinduan
bertemu bulan di ujung malam.dan aku berharap
semoga kutak tertawan hitam kabut lalu terperosok
dalam penjara hujan

Tengah malam kilat sambar busana bidadari
yang menari di awan bagai maling menyambar
dompet.aku malu melihat ketelanjangan, nutup mata
dan telinga berucap "astaghfirullah". nafasku tersedak
namun bidadari ingin mandi di bumi dan mengajak kilat
telanjangi tubuh mulusnya. lalu awan tumpahkan air
buat kolan-kolam yang kering.

Ku semakin terpojok, menyudut di ujung pagi
tubuh ini kuyup cucuran hujan.merasakan deras
siksa, aku lunglai terikat dingin.
"ampuni aku, ku tlah berbuta dosa"
tapi kepala ini terus terajam pisau hujan,
tubuh terbenam dalam lumpur,tenggelam dalam
genangan banjir. tak ada kopi,gorengan pisang,
dan dji samsoe buatku lagi. aku longsor di tepi jalan
yang menjadi kolam.

Ini pagi ku tertawan hujan, tanpa ada pengadilan
atas dosa yang kulakukan semalam. mengintip matahari
bercumbu dengan bulan di balik cakrawala. lalu malaikat
kirim bidadari buat menahan aku. Oh aku menjadi pesakitan
Dingin. Mengigil. Meradakan dingin dalam penjara hujan

Bekasi, 06-02-2008

Puisi cinta | Puisi 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar