Rabu, 25 Agustus 2010

Malam Rebah Perlahan - Puisi cinta

MALAM REBAH PERLAHAN

Kaukucurkan hujan.
Tangis di cangkir.
Hidup kita yang retak.
Cinta dan kemayapadaan.
Menyelumuti.
Lidah hari-hari yang menjulur.
Sunyi dan kering.
Bukankah sudah berpuluh tahun.
Bekas kecupan di leherku luka dan m enggaris kerinduan?
Sesekali masuklah
ke dalam alir gairah m alamku.
Oke?
Kutunggu ketika malam rebah perlahan...
dan berkabut!

2010

Dewi Nawang Wulan

Salam puisi cinta....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar