Minggu, 03 Oktober 2010

3 Sajak Cinta dan Satunya Maut

3 Sajak Cinta dan Satunya Maut
1
dari jendela kupahatkan bulan untukmu
malam yang telah sebening telaga di matamu
kutemukan ikan sehijau rumput tersesat di dalamnya
tetapi,
jangan kau muntahkan rindu lewat air mata
buat lelaki yang membekaskan kecup di keningmu itu
walau dia tak jadi menanam tunas di hatimu
2
terkadang dia berwarna
biru, abu abu, kecoklatan
atau memilih sepekat pupilmu
di sana sekawanan merpati pernah melintas
walau gagal membujukmu melepaskan rindu
kau memilih memeramnya
menunggu lelaki itu datang membujuk
tak apa seribu anak panah menghujam jantungku
katamu.
aku setia menunggu
seorang lelaki berduri mawar
seharum cempaka kuning
3
purnama kedelapan telah berlalu
ketika wangi lelaki itu membekapmu
dan memaksa mengubur duri mawar di rahimmu
lelaki itu
lelakimu
berjanji kembali membawa edellweis
akan disimpan juga di rahimmu kelak
4
dendangkan lagi lagu lagu cinta
yang dulu kita buru di pasar malam
dan kita dapatkan seharga lima ribu
tiap malam melulu melantun di kamarmu
ah, masa lampau desahmu
kini lagu lagu itu
tak lagi memunculkan rindu
tak lagi mencairkan sudut mata
aku lupa bagaimana cara menangis
semenjak perempuan yang kukenal debar jantungnya
memilih dinikahi oleh laut

-Juli 2010-

Salam puisi cinta....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar