Kamis, 14 Oktober 2010

Puisi Larut

Larut

Malam ini kau datang padaku saat udara masih basah dilanda gelisah. Aku tau apa yang menjadi maumu kali ini. Bisa kupastikan dari sorot matamu yang makin berkerut di kuras usia.

Apa telah kau siapkan sepenggal puisi buatku malam ini seperti jumpa kita pada malam-malam sebelumnya. Jawab ya, bila kau ingin jumpa ini tak percuma menyita waktu kita. Jawab ya, bila kau tak akan menemuiku selarut ini hanya untuk menterjemahkan pikiranmu yang selalu sekacau udara yang mengantarmu tepat waktu setiap malam menuju kediamanku ini.

Kau selalu saja menjawab dengan diam dan sedikit senyuman yang masih tersisa di wajahmu. Aku hafal jawaban itu, tak spesial dan tak berarti sesuatu apapun selain kau tak ingin aku bertanya lebih panjangkan?

Malam telah larut, begitu dingin dan beku. Mari kita teguk secangkir teh hitam sambil mengurai tubuh puisi yang kau bawakan, sebelum kita lagi-lagi membunuhnya usai jumpa. Kau pun terawa, terbahak. Gila bukan. Aku menyukai kegilaan kita yang satu ini.

Denpasar, 2010

Salam puisi cinta....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar