Kamis, 21 Oktober 2010

Puisi Tiga Tahun Di Jakarta

tiga tahun di jakarta

misjan bende koprak solikin dan aku akhirnya
pulang ke desa lagi dengan cerita dan pengalaman baru
tiga tahun di jakarta kami cuma jadi kuli bangunan
tukang ojeg sepeda kenek tangki tinja dan tukang parkir
suruhan preman di jakarta kami tinggal di sebuah
kamar kontrakan 2 X 2 meter di kamar ini kami tidak
bisa bermimpi karena kamar ini hanya kami
manfaatkan untuk meluruskan badan setelah
seharian berjuang cari uang untuk makan
tidur kami hanya sepejam setelah itu mikir besok
mau nyedot tinja di rumah siapa mau nggoes sepeda
dalam jarak yang jauh ambeiennya belum sembuh
mau ngecat langit-langit kantor lehernya masih pegel
sementara di lokasi parkiran saat ini sering ribut
soalnya salah satu premannya baru bebas dari cipinang
begitulah fikiran kami setiap malam

dan kamar ini selain sebagai tempat ngelurusin
badan juga untuk berteduh dari hujan selain tempat
berlindung dari kejaran pol pp yang sering meraziah
gelandangan padahal kalau di desa kami sering
bermimpi apa saja kadang mimpi jadi lurah punya
jatah tanah garapan milik desa mimpi jadi tukang
tempur gabah mimpi jadi sponsor tki dengan
persenan bisa buat nraktir pacar tapi yang tidak enak
ketika kami bermimpi disuruh gali lubang
untuk ngubur tetangga yang meninggal hidup
rasanya seperti singkat sekali

tiga tahun di jakarta kami cuma dapat banyak cerita
sementara di desa semak bapak dan adik-adik harap
harap bisa buat nyewa sawah
sungguh kami jadi malu hati karena kalah dengan
koruptor yang kerjanya cuma duduk muter-muter
di kursi besoknya uang masuk rekening pribadi
teriak-teriak dan debat di gedung dprd dengan
segala argumentasi di rapat paripurna besoknya uang
ngalir masuk ke rekening bersama atas nama
aliansi koruptor indonesia
ha...ha...ha...

jakarta, 2010

Salam puisi cinta....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar