Senin, 18 Oktober 2010

Puisi Senja, Terminal dua Cengkareng

Senja, terminal dua cengkareng

Di terminal dua cengkareng
lelaki separuh nyawa
menangisi lambaian tangan, dan rusuknya yang menghilang
melayang bersama gemuruh angin, pun
seraut kenangan dirambut, bibir,
dan setiap jengkal kemaluan, yang ia
jejali malam itu

tapi senja, telah menjelma malam
hari pun terus bergulir, dan bulan, dan tahun,
seperti sengaja menunggu kematian
kuntum kembang pun telah melayu
menyisakan dentuman rindu, yang meluruh
menyumpal pepori dan urat nadi

janji dan sumpah dari bibir yang basah, masihkah
mampu memaknai resah, meleburkan semua gundah
ataukah pasrah, pada kisah cinta yang tak mudah

di senja yang temaram
di terminal dua cengkareng
di dua belas purnama yang terjanjikan
lelaki separuh nyawa, kembali
menyaksikan hujan
hujan di sepasang kelopak mata
bersama kenangan di terminal dua

jkt, 2010

Salam puisi cinta....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar