Jumat, 22 Oktober 2010

Puisi Surat yang Lupa Kukirimkan

Surat yang Lupa Kukirimkan, Kepada Cut Nyak Dhien

Kutulis lagi ini kepada Cut Nyak Dien
(tentang mimpi tadi malam)

Ada yang mengejar di langit subuh,
ungkin puisi, pada malam tentang Cut Nyak Dien
memaksaku tak memejamkan mata
: bercerita tentang gerilya, cinta dan kepahlawanan

(dalam mimpiku dia bertanya)

Adakah yang hilang, Nak
Apa yang ada dalam setiap gelisahmu
Apakah yang tak terjawab dalam resahmu

: sesaat aku membelalakan mata, sekejap menggoda dengan sihir kata

(kulihat bibirnya bergerak bercerita, hingga sunyi mengembun di pelupuk matanya)

Kataku

Cut Nyak,
Problem bangsa ini terlalu amat banyak.
dari perkara serius sampai yang ecek-ecek.
hingga masalah yang remeh temeh

dari kesulitan keuangan,
korupsi,
kemiskinan dan kebodohan,
fitnah
Video porno
sampai soal-soal sepele
yang tak bisa didifinisikan dengan jelas

soal pemimpin yang punya kebiasaan mengantuk.
serselingkuhan
sombong

semua
semua Cut Nyak

: Cut Nyak melihatku gelisah

(sesaat dia berbisik tegas)

Gam,
mungkinkah kita bernegara
jika kalian membiarkan lepas bangsa

itulah sebabnya
aku tak membiarkan sejengkal tanah pun pada mereka
karena aku tahu ini jiwa kita

(subuh hampir turun)

: Entahlah

Semoga mimpi ini bersambung
Nanti malam
: Cut Nyak Dhien : Pahlawan perempuan asal Aceh
: Gam = Agam, panggilan untuk anak laki-laki di Aceh

Salam puisi cinta....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar