Kamis, 23 September 2010

Puisi Ayah dan Kisah Melankolinya Semasa Muda

AYAH DAN KISAH MELANKOLINYA SEMASA MUDA

di lembar awal catatan, aku menemukan kau.
sebagai mawar ; merah dan segar.
keringatmu pagi itu.
belum lengkap kusingkap

kau masih duduk dan antusias,
merumuskan bentuk bujur sangkar dengan garis mistar.
di buram kelas yang enggan berhias,
cuma kau yang paling lampu.
penerangan yang dibutuhkan seluruh abjad dibuku.

aku terus membaca.

pernah, seusai siang dihabisi mata pelajaran.
aku nekat menyusun kalimat.
sepuluh baris. tepat sepuluh baris.
tak ada kata kau,
tak ada kata aku.
kesemuanya tentang kata kerja.
kau masih ingat betapa lucunya ?

sejak siang yang itu,
kuhitung daun yang jatuh dari pohon jambu air.
kurapal inisialmu melebihi tenung dan sihir.

aku terus membaca.

tahun-tahun yang menjelma api dari mulutmu.
membakar debu demi debu.
diatas usiaku.

di akhir catatan, aku menemukan diriku.
luapan buih; jernih dan terus mendidih.

***

AF. KURNIAWAN
mBangsren, september 2010.
( tulisan ini saya salin dari memori ponsel saya, terinsiprasi dari buku catatan belanja milik ayah)

Salam puisi cinta....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar