Kamis, 23 September 2010

Puisi Mari Berpeta Pada Malam Al-Qadr

MARI BERPESTA PADA MALAM AL-QADR

Ketika malam telah membutakan siang, dan rembulan yang sedang kurus kering itu asyik bersembunyi dipelukan awan hitam.

Adakah yang lebih indah selain daripada kegelapan malam ?.

Waktu dimana para musafir berpesta pora dalam bergelas-gelas anggur pemujaan, mabuk dalam dekapan cinta, ekstase menuju hamparan indah dalam taman rumah kekasihnya.

Adakah yang lebih dahsyat selain daripada kesenyapan malam ?.

Saat manakala para pencinta sedang memadu kasih dengan yang dicinta, ranjang-ranjang pengantin bertaburan bunga aneka warna, harumnya semerbak menembus petala langit tujuh.

Adakah yang lebih menggairahkan selain daripada bujuk rayu malam ?.

Ketika semua pintu langit tersibak, dan para Malaikat turun kebumi berkhalwat bersama para kekasih Majikannya, do'a-do'a dan sanjung puji beterbangan menuju puncak langit menanti jawaban dari Sang Penguasanya.

Duhai jiwa yang disilaukan siang, ketika malam menjelang engkau asyik telanjang mengobral birahi-birahi liar.

Duhai jiwa yang enggan berlabuh dalam gelap, saat kegelapan menimpa engkau membakarnya dengan api amarah yang engkau sulut dari minyak-minyak kedengkian dan keserakahan.

Duhai jiwa yang membenci sunyi, engkau telah memenggal kepala kesunyian dengan nyanyian-nyanyian sumbang dalam iringan musik-musik jalang.

Ini malam Ramadhan, ini malam Al-Qadr,

Majikanmu menawarimu perniagaan yang berlimpah ruah keuntungan, bahkan cukup untuk menghidupimu dalam seribu bulan kedepan.

Ini malam Ramadhan, ini malam Al-Qadr,

Rajamu mengimingimu gelar kepangkatan yang mentereng, yaitu At-Taqwa gelar tertinggi dari semua hamba sahaya, bila engkau memilikinya para Malaikatpun akan menjadi pelayanmu.

Ini malam Ramadhan, ini malam Al-Qadr,
Pemilikmu memintamu untuk meminta kepadanya apa saja yang engkau inginkan, engkau minta satu diberimu dua, engkau minta dua diberimu empat, engkau minta sepuluh diberimu seribu, lalu kenapa engkau tidak segera meminta.

Ini malam Ramadhan, ini malam Al- Qadr,

Yang Maha Indah semakin memukau Ke-Indahan-Nya.

Ini malam Ramadhan, ini malam Al-Qadr,

Yang Maha Jelita semakin mempesona Ke-Cantikan-Nya.

Ini malam Ramadhan, ini malam Al-Qadr,

Yang Maha Lembut semakin hangat dekapan Ke-Lembutan-Nya.

Cepat buang rasa kantukmu, obati dengan airmata pertaubatan.

Tahan dulu hasrat birahimu, tumpahkan dalam bait-bait dzikir nan syahdu.

Buang sementara ranjang duniamu, hamparkan sajadah sujudkan keangkuhan kepalamu.

Ini malam Ramadhan, ini malam Al-Qadr,

Tuhanmu Yang Maha Kasih, mengundangmu menuju panggung pesta pora Cinta, menarilah dalam tarian kekhusyukan jiwa, bernyanyilah dengan puja-puji yang indah, berpestalah dan terus berpesta hingga pagi datang menjelma.

Kertosono, 31 Agustus 2010

Salam puisi cinta....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar