PEMUDA DAN MAWAR
Pemudah itu mengeja zaman
Dari benih mawar yang tumbuh di tepi hati
Kemudian ia semai di balik bukit kesetian
Berharap bisa menuia kuntum perawan
Seiring zaman
Ada angin yang menggoda manja
Dibalik bukit mencandai wangi bunga
Tertata dalam rencana jitu
Pemudah itu berdoa
Esok akan menuai kuntum mawar
Dibalik bukit yang hijau
Dengan kesegaran tetesan embun pagi di ujung kelopaknya
Cilegon, malam sepi di sudut hati, Februari 2010
Salam puisi cinta....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar