DI KAMPUNGKU AKU MELUKIS
Seperti hujan yang ditumpahkan siang hari
Derai rambutmu memutih disepuh angin musim
Dengan wajah cemas anak anak bergelantungan memanjati kehidupan
Dari puting susumu yang bercabang itu kemudian menyuling lembar uang
Yang dirakit menjadi gedung juga jembatan gantung
Untuk menyebrangi sungai sungai kemiskinan
Di rahimmu aku menanam bijian cinta
Tapi yang tumbuh hanyalah tunas tunas sajak
Yang merambat di batang usiaku
Di bentangan kain usiamu
Orang orang begitu gembira mewarnai diri
Dengan letusan mimpi yang disungaikan musim haji
Kemudian memperlebar jalan dengan tumpahan tinta
Yang dikeramatkan dan dibasahi ratusan hujan doa
Di tangga tangga jembatan aku masih saja bergulingan
Sambil memilih warna tinta aku menandai alamat yang sering kulapakan
Dari sebrang sungai masih kukenang kata katamu
Bahwa tinta yang baik mesti digali dari kedalaman waktu
2010
Salam puisi cinta....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar