Kamis, 02 September 2010

Langkah Kelima Belas

-Langkah Kelima Belas

Manusia itu, aku, tentu selalu terlihat lucu olehmu, wahai mata bijak yang jauh lebih tajam dari bajak mungil pemahat intan, ketika jalan lurus menujumu justru kutempuh dengan memutar lalu menemu berbagai kabar aneh yang segera kupercayai, padahal merekalah para seterumu yang terang-terangan memusuhimu sejak dari taman firdausi dan dengan riang membentuk partai denganku, menempatkanku pada posisi yang seolah jauh dari ragu, sehingga terseretlah aku pada jarak yang terentang memanjang, sampai-sampai hatiku lamur tak sanggup lagi membayangkanmu berdiri menunggu di ambang pintu cahaya dengan pertanyaan yang masih saja seramah pagi berhias fajar bening dan embun bagai cermin: ”bengal, sungguhkah engkau tak mau pulang?”

15 Ramadan 1431, 25 Agustus 2010
Kurnia Effendi

Salam puisi cinta....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar