-Langkah Keenam Belas
Rakaat pertama:
Seperti menulis nama di atas pasir, gurun maupun pantai
Angin dan ombak lekas mengusir, ngungun dan sangsai
Rakaat kedua:
Berdiri tegak serupa pencakar langit, puncak ubun-ubunku
Ada yang sibuk bertarung sengit, di dasar lubuk hatiku
Rakaat ketiga:
Selengang Hira, kumasuki jiwaku yang gelap tanpa tingkap
Sipongang lira, memasuki jiwaku yang meratap tak terungkap
Rakaat keempat:
Jauh melangkah ke tengah jazirah, kudekati antah-berantah
Lepuh di bawah tudung baju zirah, aku seperti berangkat ziarah
Rakaat kelima:
Seingatku telah kulipat peta dalam saku, sebelum perjalanan
Namun setiap tiba pada cuaca dan suhu, kurasakan kehilangan
Rakaat keenam:
Kekasih, hampir kuselamatkan jiwaku yang remuk redam
Kedasih bersuit memberi alamat untuk akhir yang tenteram
Rakaat ketujuh:
Dalam senggang, aku merinci nafas seperti menerka batas
Beri aku tenggang, cintaku, begitu banyak yang belum tuntas
Rakaat kedelapan:
Kupastikan aku bukan Ibrahim yang teguh memerangi berhala
Yakinkanlah kepadaku untuk tetap melangkah kepadamu semata
Rakaat kesembilan:
Luh di mataku terperas di sajadah untuk mencuci kembali hati
Ruh di tubuhku kandas di ambang jazirah oleh kecut nyali
Rakaat kesepuluh:
Rinduku semakin hebat setiap usai bertemu, mendekati ngilu
Cintaku telah sampai pada batas sakit *, seperti getir candu
Rakaat kesebelas:
Pada penutup silaturahmi malam ini, jangan kaupadamkan cahaya
Sebelum mataku terkatup malam ini, jauhkan marabahaya
Amin
16 Ramadan 1431, 26 Agustus 2010
Kurnia Effendi
Salam puisi cinta....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar