Kamis, 02 September 2010

Langkah Keenam Belas

-Langkah Keenam Belas

Rakaat pertama:
Seperti menulis nama di atas pasir, gurun maupun pantai
Angin dan ombak lekas mengusir, ngungun dan sangsai

Rakaat kedua:
Berdiri tegak serupa pencakar langit, puncak ubun-ubunku
Ada yang sibuk bertarung sengit, di dasar lubuk hatiku

Rakaat ketiga:
Selengang Hira, kumasuki jiwaku yang gelap tanpa tingkap
Sipongang lira, memasuki jiwaku yang meratap tak terungkap

Rakaat keempat:
Jauh melangkah ke tengah jazirah, kudekati antah-berantah
Lepuh di bawah tudung baju zirah, aku seperti berangkat ziarah

Rakaat kelima:
Seingatku telah kulipat peta dalam saku, sebelum perjalanan
Namun setiap tiba pada cuaca dan suhu, kurasakan kehilangan

Rakaat keenam:
Kekasih, hampir kuselamatkan jiwaku yang remuk redam
Kedasih bersuit memberi alamat untuk akhir yang tenteram

Rakaat ketujuh:
Dalam senggang, aku merinci nafas seperti menerka batas
Beri aku tenggang, cintaku, begitu banyak yang belum tuntas

Rakaat kedelapan:
Kupastikan aku bukan Ibrahim yang teguh memerangi berhala
Yakinkanlah kepadaku untuk tetap melangkah kepadamu semata

Rakaat kesembilan:
Luh di mataku terperas di sajadah untuk mencuci kembali hati
Ruh di tubuhku kandas di ambang jazirah oleh kecut nyali

Rakaat kesepuluh:
Rinduku semakin hebat setiap usai bertemu, mendekati ngilu
Cintaku telah sampai pada batas sakit *, seperti getir candu

Rakaat kesebelas:
Pada penutup silaturahmi malam ini, jangan kaupadamkan cahaya
Sebelum mataku terkatup malam ini, jauhkan marabahaya

Amin

16 Ramadan 1431, 26 Agustus 2010
Kurnia Effendi

Salam puisi cinta....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar