-Langkah Ketiga Belas
Sebuah pagi retak oleh risalah. Aku terlambat
menangkap cahaya, karena terlena oleh kesumat
Dari dua pembuluh kuterima desir darah. Menukar
isi jantung dengan sepasang degup samar
ada dua teguk yang paling agung bagi seorang hamba:
santun saat diterpa emosi, dan
sabar ketika menghadapi musibah *
ada kekuatan rentan di seberang waktu:
gulungan yang membuatmu tegak seperti ombak, atau
bersitahan dalam dentum runtun kesia-siaan **
Sebuah malam terluka oleh sepucuk alamat. Aku terbius
oleh rasa haus yang mengalirkan nira merah padam
Seolah pengelana terlunta, aku mencari ekor kemukus
Untuk pedoman langkah sebelum bulan tenggelam
ada setanggi dibakar diam-diam sebagai penanda:
arah angin yang membawa kabar cintamu
arah duka yang meretas akar kasihmu
ada kalam yang mesti kujinjing melintas jazirah:
untuk membaca bening atau keruh cuaca
bahkan sebagai hamba aku masih melukai hatimu
13 Ramadan 1431, 23 Agustus 2010
Kurnia Effendi
Catatan:
* Kukutip dari pesan pendek Diarty Sri, Sumedang
** Kutafsir dari ungkapan Happy Trengono
Salam puisi cinta....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar