Selasa, 07 September 2010

Kabut Terang Tanah - Puisi cinta

KABUT TERANG TANAH
kepada pemeluk teguh

malam meninggalkan jejak suarasuara surau, langgar, sudutsudut hening
alam yang menyaring tepian rasa ikatan jiwa
melarung segala pertikaian peradaban purbani
manusiawi

gema terompah perjalanan membangun samudera airmata
menggenang di seluruh tanah cengkar lembah mukiman
tak sekadar kesementaraan
lembah pergumulan

fajar melingkup ketetapan jarak antara pembeda
kabutkabut dini hari membangkitkan sukacita
berarak tanpa pilahan mikiman
antara kesadaran atau penafian rahmatan
atau gugusan pengingkaran
anakanak jaman yang terseret di lobang tanah perdikan
langkah bergegas menganyam harap jejakjejak moyang

rekah aurora pelangi nirkala
masih tertangkap bening cahaya bagaskara
di sana aku letakkan segala cuaca
agar aku tak sangsi karena aku masih bisa bercinta
memainkan bianglala
seperti bocah kecil polos tanpa hiba
berjalan di titian yang selalu terasa tak cukup bekal
dan aku merasa telah tercukupkan

Salam puisi cinta....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar