Minggu, 05 September 2010

Ketika Angin Lewat

 ketika angin lewat

hanya angin lewat, anakku
hanya angin lewat tiap hari
di antara kita
tak ada dinding tak ada pohon tak ada bangunan
hanya angin lewat - membuat nafas sesak
ia bawa berita tanah bergerak, bercelah, berguguran
melahap segala

“Kabar ayah, Mak?
“Bukan!” angin menjawab
“Kabar kakak?”
“Bukan!!”
“Kabar keluarga kita?”
“Bukan, bukan!!!”
“Kabar…?”
segala kabar, anakku ya segala kabar
terus terdengar berputar-putar
mengiang-ngiang
menyebar ke penjuru semesta

tak perlu kau tutup telinga, anakku
lebih baik secarik kain itu untuk penutup aurat

ya, segala tabir bakal terbuka
kesombongan, kepalsuan, kebohongan,
janji-janji penyakit hati
lidah tak bertulang :
manipulasi dikatakan nakal
korupsi disebut keteledoran administrasi
kalah dibilang penghitungan salah
aib dipelihara
urat malu terbiasa pura-pura

biarkan lewat, biarkan
itu cuma kabar dibawa angin
pakailah kainmu agar tak merasuk ke pori-pori kulit, dinding aorta,
agar tak ke sanubari
bertemu nurani
agar

ketika angin lewat, anakku
sabarlah
mari kumpulkan kekuatan dalam doa
: bangkit


Maret 2005
oleh: Uki Bayu Sedjati

Salam puisi cinta....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar