ketika angin lewat
hanya angin lewat, anakku
hanya angin lewat tiap hari
di antara kita
tak ada dinding tak ada pohon tak ada bangunan
hanya angin lewat - membuat nafas sesak
ia bawa berita tanah bergerak, bercelah, berguguran
melahap segala
“Kabar ayah, Mak?
“Bukan!” angin menjawab
“Kabar kakak?”
“Bukan!!”
“Kabar keluarga kita?”
“Bukan, bukan!!!”
“Kabar…?”
segala kabar, anakku ya segala kabar
terus terdengar berputar-putar
mengiang-ngiang
menyebar ke penjuru semesta
tak perlu kau tutup telinga, anakku
lebih baik secarik kain itu untuk penutup aurat
ya, segala tabir bakal terbuka
kesombongan, kepalsuan, kebohongan,
janji-janji penyakit hati
lidah tak bertulang :
manipulasi dikatakan nakal
korupsi disebut keteledoran administrasi
kalah dibilang penghitungan salah
aib dipelihara
urat malu terbiasa pura-pura
biarkan lewat, biarkan
itu cuma kabar dibawa angin
pakailah kainmu agar tak merasuk ke pori-pori kulit, dinding aorta,
agar tak ke sanubari
bertemu nurani
agar
ketika angin lewat, anakku
sabarlah
mari kumpulkan kekuatan dalam doa
: bangkit
Maret 2005
oleh: Uki Bayu Sedjati
Salam puisi cinta....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar