-Langkah Kedua
Pada tangkai pertama rasa lapar itu, aku melihat senyummu
Cinta yang menderas, tanpa belas, tanpa batas
Aku membiarkan diri kandas
Sejenak aku mengira jarak ke rumahmu, dalam kurun pilu
Dihitung dengan ukuran detak jantung
Rindu tak terbendung
Pada sebuah ilusi tentang rasa haus, kupandang bening matamu
Mengucurkan air, serupa kasih yang mengalir, tiada akhir
Aku sungguh mencintai takdir
Ruas panjang perjalanan, perlahan mengusir bimbang
Andai kusebut namamu pada setiap ayun langkah
Sudikah menetap di telapak tanganku sebagai rajah?
2 Ramadan 1431, 12 Agustus 2010
Kurnia Effendi
Salam puisi cinta....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar