Kamis, 02 September 2010

Langkah Keempat

-Langkah Keempat

Di senja berminyak, saat langit merias wajah saga
Terbayang rimbun kenangan masa kanak-kanak
Semarak putaran jatuh-bangun kincir diorama

Mungkin sejak itu, manakala rambut masih tegak
Aku mengawali perjalanan mencari cintamu
Pada singkat usia bapak, pada beledu raut ibu

Lapar adalah keberanian tanpa mengasah pedang
Haus mirip lembar papyrus menghindari kisah perang
Berlagak ksatria, selalu kutamatkan perjalanan shiam

Di sore lebam oleh hibuk lalu-lalang orang pulang
Masih setia kucari cinta, alamat yang kujelang
: Pintu yang menuju arah dari mana aku datang

Jazirah ini, pada setentang pandang, luas tak terkira
Aku tahu engkau menunggu pada jarak cemasku
Aku ingin tahu kesabaranmu menanti langkah siputku

Tabah adalah cendera mata terindah
Untuk tak selalu rindu pada pelangi masa lalu
Ketika cinta seperti hadiah, begitu azan petang berlagu

4 Ramadan 1431, 14 Agustus 2010
Kurnia Effendi

Salam puisi cinta....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar