Kamis, 02 September 2010

Langkah Kelima

-Langklah Kelima

Di tengah para sahabat, seperti di tengah para Malaikat
Waktu terpaut: antara harapan dan anugerahmu
Di tengah kesempatan singkat, cintamu sungguh memikat
Aku kerap ragu: antara kita, siapa menghampiri lebih dulu?

Suwung ragaku dicurah gairah narasi langit*
Aku terpejam sesaat, membayangkanmu sekejap
Panggung jiwaku runtuh oleh cahaya yang terbit
Engkau datang melalui sepasang mata yang menatap

Seolah telah kugapai tepi gurun yang kutempuh
Kusyukuri rinci peristiwa, seperti kueja bebulir merjan
Aku mencoba sembunyi dari seluruh sifat rapuh
Walaupun pengetahuanmu tentang aku tak terlawan

Di tengah para sahabat, seperti di tengah para Malaikat
Doaku membubung perlahan melalui tarikh air mata
Ketika senja membuka kolam, malam menggenangi dengan cinta
Aku gemetar sendiri membilang namamu di tiap rakaat

5 Ramadan 1431, 15 Agustus 2010
Kurnia Effendi

Keterangan:
• narasi langit, kupetik dari ucapan Ben Sohib pada diskusi Sastra Relijius di Kedailalang
• tarikh air mata, puisiku Ramadan tahun lalu, dibacakan oleh Khrisna Pabhicara di Kedailalang

Salam puisi cinta....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar